KUAT ARUS LISTRIK (I)
Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu
penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah
dengan arah gerak elektron.
Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari suatu
penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi
kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat
penghantar tiap satuan waktu. Jika dalam waktu t mengalir muatan
listrik sebesarQ, maka kuat arus listrik I adalah:
para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari
kutub positif ke kutub negatif. Jadi arah arus listrik berlawanan dengan arah
aliran elektron.
BEDA POTENSIAL ATAU TEGANGAN LISTRIK (V)
Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran
elektron dari kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda
potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif
mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif.
Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka
disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit.
HUBUNGAN ANTARA KUAT ARUS LISTRIK (I)
DAN TEGANGAN LISTRIK (V)
Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika
berasal dari Jerman yang bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai
hukum Ohm yang berbunyi:
Besar kuat arus listrik dalam suatu
penghantar berbanding langsung denganbeda potensial (V) antara ujung-ujung
penghantar asalkan suhu penghantartetap.
Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan
hambatan listrik atau resistansi (R) dengan satuan ohm.
HUBUNGAN ANTARA HAMBATAN KAWAT DENGAN
JENIS KAWAT DAN UKURAN KAWAT
Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik
yang mengalir melalui suatu rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi,
resistansi berguna untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada nilai tertentu
dengan tujuan agar komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi dengan
baik.
Untuk berbagai jenis kawat, panjang kawat dan penampang berbeda terdapat
hubungan sebagai berikut:
HUKUM I KIRCHOFF
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus
listrik melalui percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap
percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut.
Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang
melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang,
hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus
listriknya besar.
Hukum I Kirchoff berbunyi:
Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke
suatu titik simpul sama dengan jumlahkuat arus listrik yang keluar dari titik
simpul tersebut.
Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum
kekekalan muatan listrik.
Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:
ENERGI LISTRIK
Karena q = I . t, dimana I adalah kuat arus listrik dan t waktu, maka besar
usaha
yang dilakukan adalah:
W = V . I . t
Karena V = I . R, maka besar usaha W yang sama dengan energi listrik adalah
DAYA LISTRIK
Besar Daya listrik (P) pada suatu alat listrik adalah merupakan besar
energi listrik (W) yang muncul tiap satuan waktu (t), kita tuliskan.
0 komentar:
Posting Komentar