Link pada Tab baru

follow me!!

Pages

Tampilkan postingan dengan label Art. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Art. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Maret 2014

Kebudayaan Toraja


Hai sobat kawula muda semua, kali ini saya ingin membahas salah satu suku di Indonesia yang sudah terkenal sampai ke mancanegara karena kebudayaannya yang masih terjaga, unik dan menarik untuk dibahas. Toraja sangat menarik, dengan panorama alam yang indah menambah menarik suku ini. Apabila diberi kesempatan dan rizki yang lebih sayapun ingin mengunjunginya. Amien.. hahaha 

Yuk, mari kita bahas suku ini. 
Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.

Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909. 

Kepercayaan
Seperti sudah dijelaskan di awal tadi suku toraja saat ini mayoritas memeluk agama Kristen, dengan sebagian Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal dengan Aluk To Dolo yang diakui pemerintah Indonesia sebai bagian dari agama Hindu Dharma. Awalnya sebelum abad ke - 20 Suku Toraja masih memeluk ajaran animisme. Namum saat kolonial Belanda masuk pada tahun 1900 an kolonial Belanda melalui misionarisnya mengenalkan ajaran Kristen kepada suku toraja ini dan akhirnya sampai sekarang menjadi agama Mayoritas suku toraja ini.  Pengen tau lebih jelas tentang sistem kepercayaan ini ? Oke saya jelaskan, hahaha

Sistem kepercayaan tradisional suku Toraja adalah kepercayaan animisme politeistik yang disebut aluk, atau "jalan" (kadang diterjemahkan sebagai "hukum"). Dalam mitos Toraja, leluhur orang Toraja datang dari surga dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara berhubungan denganPuang Matua, dewa pencipta. Alam semesta, menurut aluk, dibagi menjadi dunia atas (Surga) dunia manusia (bumi), dan dunia bawah. Pada awalnya, surga dan bumi menikah dan menghasilkan kegelapan, pemisah, dan kemudian muncul cahaya. Hewan tinggal di dunia bawah yang dilambangkan dengan tempat berbentuk persegi panjang yang dibatasi oleh empat pilar, bumi adalah tempat bagi umat manusia, dan surga terletak di atas, ditutupi dengan atap berbetuk pelana. Dewa-dewa Toraja lainnya adalah Pong Banggai di Rante (dewa bumi), Indo' Ongon-Ongon (dewi gempa bumi), Pong Lalondong (dewa kematian), Indo' Belo Tumbang (dewi pengobatan), dan lainnya .

Kekuasaan di bumi yang kata-kata dan tindakannya harus dipegang baik dalam kehidupan pertanian maupun dalam upacara pemakaman, disebut to minaa (seorang pendeta aluk). Aluk bukan hanya sistem kepercayaan, tetapi juga merupakan gabungan dari hukum, agama, dan kebiasaaan. Aluk mengatur kehidupan bermasyarakat, praktik pertanian, dan ritual keagamaan. Tata cara Aluk bisa berbeda antara satu desa dengan desa lainnya. Satu hukum yang umum adalah peraturan bahwa ritual kematian dan kehidupan harus dipisahkan. Suku Toraja percaya bahwa ritual kematian akan menghancurkan jenazah jika pelaksanaannya digabung dengan ritual kehidupan. Kedua ritual tersebut sama pentingnya. Ketika ada para misionaris dari Belanda, orang Kristen Toraja tidak diperbolehkan menghadiri atau menjalankan ritual kehidupan, tetapi diizinkan melakukan ritual kematian. Akibatnya, ritual kematian masih sering dilakukan hingga saat ini, tetapi ritual kehidupan sudah mulai jarang dilaksanakan.

Kemasyarakatan Dalam Suku Toraja
Kelauarga dalam masyarakat toraja memiliki kedudukan yang sangat penting merupakan kelompok sosial  dan politik utama suku toraja. Setiap desa adalah suatu keluarga besar. Setiap tongkonan memiliki nama yang dijadikan sebagai nama desa. Keluarga ikut memelihara persatuan desa. Pernikahan dengan sepupu jauh (sepupu keempat dan seterusnya) adalah praktek umum yang memperkuat hubungan kekerabatan.Suku Toraja melarang pernikahan dengan sepupu dekat (sampai dengan sepupu ketiga) kecuali untuk bangsawan, untuk mencegah penyebaran harta. Hubungan kekerabatan berlangsung secara timbal balik, dalam artian bahwa keluarga besar saling menolong dalam pertanian, berbagi dalam ritual kerbau, dan saling membayarkan hutang.
Setiap orang menjadi anggota dari keluarga ibu dan ayahnya. Anak, dengan demikian, mewarisi berbagai hal dari ibu dan ayahnya, termasuk tanah dan bahkan utang keluarga. Nama anak diberikan atas dasar kekerabatan, dan biasanya dipilih berdasarkan nama kerabat yang telah meninggal. Nama bibi, paman dan sepupu yang biasanya disebut atas nama ibu, ayah dan saudara kandung. Dalam situasi tertentu, ketika satu keluarga Toraja tidak bisa menangani masalah mereka sendiri, beberapa desabiasanya membentuk kelompok; kadang-kadang, bebrapa desa akan bersatu melawan desa-desa lain Hubungan antara keluarga diungkapkan melalui darah, perkawinan, dan berbagi rumah leluhur (tongkonan), secara praktis ditandai oleh pertukaran kerbau dan babi dalam ritual. Pertukaran tersebut tidak hanya membangun hubungan politik dan budaya antar keluarga tetapi juga menempatkan masing-masing orang dalam hierarki sosial: siapa yang menuangkan tuak, siapa yang membungkus mayat dan menyiapkan persembahan, tempat setiap orang boleh atau tidak boleh duduk, piring apa yang harus digunakan atau dihindari, dan bahkan potongan daging yang diperbolehkan untuk masing-masing orang.

Budaya Toraja masih mengenal yang dinamakan dengan sistem kelas sosial, Ada tiga tingkatan kelas sosial: bangsawan, orang biasa, dan budak (perbudakan dihapuskan pada tahun 1909 oleh pemerintah Hindia Belanda). Kelas sosial diturunkan melalui ibu. Tidak diperbolehkan untuk menikahi perempuan dari kelas yang lebih rendah tetapi diizinkan untuk menikahi perempuan dari kelas yang lebih tingi, ini bertujuan untuk meningkatkan status pada keturunan berikutnya. Sikap merendahkan dari Bangsawan terhadap rakyat jelata masih dipertahankan hingga saat ini karena alasan martabat keluarga.
Kaum bangsawan, yang dipercaya sebagai keturunan dari surga, tinggal di tongkonan, sementara rakyat jelata tinggal di rumah yang lebih sederhana (pondok bambu yang disebut banua). Budak tinggal di gubuk kecil yang dibangun di dekat tongkonan milik tuan mereka. Rakyat jelata boleh menikahi siapa saja tetapi para bangsawan biasanya melakukan pernikahan dalam keluarga untuk menjaga kemurnian status mereka. Rakyat biasa dan budak dilarang mengadakan perayaan kematian. Meskipun didasarkan pada kekerabatan dan status keturunan, ada juga beberapa gerak sosial yang dapat memengaruhi status seseorang, seperti pernikahan atau perubahan jumlah kekayaan. Kekayaan dihitung berdasarkan jumlah kerbau yang dimiliki.
Budak dalam masyarakat Toraja merupakan properti milik keluarga. Kadang-kadang orang Toraja menjadi budak karena terjerat utang dan membayarnya dengan cara menjadi budak. Budak bisa dibawa saat perang, dan perdagangan budak umum dilakukan. Budak bisa membeli kebebasan mereka, tetapi anak-anak mereka tetap mewarisi status budak. Budak tidak diperbolehkan memakai perunggu atau emas, makan dari piring yang sama dengan tuan mereka, atau berhubungan seksual dengan perempuan merdeka. Hukuman bagi pelanggaran tersebut yaitu hukuman mati.

Kebudayaan Masyarakat Suku Toraja
Yang menyebabkan suku toraja terkenal hingga ke berbagai penjuru dunia adalah karena kebudayaannya yang terjaga, unik dan menarik. Bahkan Pemerintah Indonesia menjadikan toraja sebagai salah satu ikon kebudayaan bangsa, wow. Apa sajakah kebudayaan yang menarik dari suku toraja ini ? Mari kita baca dibawah ini :) 

Tongkonan
Tiga tongkonan di desa Toraja.
Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata "tongkonan" berasal dari bahasa Toraja tongkon ("duduk").
Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena Tongkonan melambangan hubungan mereka dengan leluhur mereka. Menurut cerita rakyat Toraja, tongkonan pertama dibangun di surga dengan empat tiang. Ketika leluhur suku Toraja turun ke bumi, dia meniru rumah tersebut dan menggelar upacara yang besar.
Pembangunan tongkonan adalah pekerjaan yang melelahkan dan biasanya dilakukan dengan bantuan keluarga besar. Ada tiga jenis tongkonan. Tongkonan layuk adalah tempat kekuasaan tertinggi, yang digunakan sebagai pusat "pemerintahan". Tongkonan pekamberan adalah milik anggota keluarga yang memiliki wewenang tertentu dalam  dan tradisi lokal sedangkan anggota keluarga biasa tinggal di tongkonan batu. Eksklusifitas kaum bangsawan atas tongkonan semakin berkurang seiring banyaknya rakyat biasa yang mencari pekerjaan yang menguntungkan di daerah lain di Indonesia. Setelah memperoleh cukup uang, orang biasa pun mampu membangun tongkonan yang besar

Ukiran kayu


Bahasa Toraja hanya diucapkan dan tidak memiliki sistem tulisan. Untuk menunjukkan kosep keagamaan dan sosial, suku Toraja membuat ukiran kayu dan menyebutnya Pa'ssura (atau "tulisan"). Oleh karena itu, ukiran kayu merupakan perwujudan budaya Toraja.
Setiap ukiran memiliki nama khusus. Motifnya biasanya adalah hewan dan tanaman yang melambangkan kebajikan, contohnya tanaman air seperti gulma air dan hewan seperti kepiting dan kecebong yang melambangkan kesuburan. Gambar kiri memperlihatkan contoh ukiran kayu Toraja, terdiri atas 15 panel persegi. Panel tengah bawah melambangkan kerbau atau kekayaan, sebagai harapan agar suatu keluarga memperoleh banyak kerbau. Panel tengah melambangkan simpul dan kotak, sebuah harapan agar semua keturunan keluarga akan bahagia dan hidup dalam kedamaian, seperti barang-barang yang tersimpan dalam sebuah kotak. Kotak bagian kiri atas dan kanan atas melambangkan hewan air, menunjukkan kebutuhan untuk bergerak cepat dan bekerja keras, seperti hewan yang bergerak di permukaan air. Hal Ini juga menunjukkan adanya kebutuhan akan keahlian tertentu untuk menghasilkan hasil yang baik.
Keteraturan dan ketertiban merupakan ciri umum dalam ukiran kayu Toraja (lihat desain tabel di bawah), selain itu ukiran kayu Toraja juga abstrak dan geometris. Alam sering digunakan sebagai dasar dari ornamen Toraja, karena alam penuh dengan abstraksi dan geometri yang teratur. Ornamen Toraja dipelajari dalam ethnomatematika dengan tujuan mengungkap struktur matematikanya meskipun suku Toraja membuat ukiran ini hanya berdasarkan taksiran mereka sendiri. Suku Toraja menggunakan bambu untuk membuat oranamen geometris.

Upacara pemakaman

Tempat penguburan Toraja yang diukir.
Dalam masyarakat Toraja, upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Dalam agama aluk, hanya keluarga bangsawan yang berhak menggelar pesta pemakaman yang besar. Pesta pemakaman seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ribuan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebuah tempat prosesi pemakaman yang disebut rante biasanya disiapkan pada sebuah padang rumput yang luas, selain sebagai tempat pelayat yang hadir, juga sebagai tempat lumbung padi, dan berbagai perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan. Musik suling, nyanyian, lagu dan puisi, tangisan dan ratapan merupakan ekspresi duka cita yang dilakukan oleh suku Toraja tetapi semua itu tidak berlaku untuk pemakaman anak-anak, orang miskin, dan orang kelas rendah.
Upacara pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya pemakaman. Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap menuju Puya(dunia arwah, atau akhirat). Dalam masa penungguan itu, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan. Arwah orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai, setelah itu arwah akan melakukan perjalanan ke Puya.
Sebuah makam.
Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau. Semakin berkuasa seseorang maka semakin banyak kerbau yang disembelih. Penyembelihan dilakukan dengan menggunakan golok. Bangkai kerbau, termasuk kepalanya, dijajarkan di padang, menunggu pemiliknya, yang sedang dalam "masa tertidur". Suku Toraja percaya bahwa arwah membutuhkan kerbau untuk melakukan perjalanannya dan akan lebih cepat sampai di Puya jika ada banyak kerbau. Penyembelihan puluhan kerbau dan ratusan babi merupakan puncak upacara pemakaman yang diringi musik dan tarian para pemuda yang menangkap darah yang muncrat dengan bambu panjang. Sebagian daging tersebut diberikan kepada para tamu dan dicatat karena hal itu akan dianggap sebagai utang pada keluarga almarhum.
Ada tiga cara pemakaman: Peti mati dapat disimpan di dalam gua, atau di makam batu berukir, atau digantung di tebing. Orang kaya kadang-kadang dikubur di makam batu berukir. Makam tersebut biasanya mahal dan waktu pembuatannya sekitar beberapa bulan. Di beberapa daerah, gua batu digunakan untuk meyimpan jenazah seluruh anggota keluarga. Patung kayu yang disebut tau tau biasanya diletakkan di gua dan menghadap ke luar. Peti mati bayi atau anak-anak digantung dengan tali di sisi tebing. Tali tersebut biasanya bertahan selama setahun sebelum membusuk dan membuat petinya terjatuh.

Musik dan Tarian

Suku Toraja melakukan tarian dalam beberapa acara, kebanyakan dalam upacara penguburan. Mereka menari untuk menunjukkan rasa duka cita, dan untuk menghormati sekaligus menyemangati arwah almarhum karena sang arwah akan menjalani perjalanan panjang menuju akhirat. Pertama-tama, sekelompok pria membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu sepanjang malam untuk menghormati almarhum (ritual terseebut disebutMa'badong). Ritual tersebut dianggap sebagai komponen terpenting dalam upacara pemakaman. Pada hari kedua pemakaman, tarian prajurit Ma'randing ditampilkan untuk memuji keberanian almarhum semasa hidupnya. Beberapa orang pria melakukan tarian dengan pedang, prisai besar dari kulit kerbau, helm tanduk kerbau, dan berbagai ornamen lainnya. Tarian Ma'randing mengawali prosesi ketika jenazah dibawa dari lumbung padi menuju rante, tempat upacara pemakaman. Selama upacara, para perempuan dewasa melakukan tarian Ma'katia sambil bernyanyi dan mengenakan kostum baju berbulu. Tarian Ma'akatia bertujuan untuk mengingatkan hadirin pada kemurahan hati dan kesetiaan almarhum. Setelah penyembelihan kerbau dan babi, sekelompok anak lelaki dan perempuan bertepuk tangan sambil melakukan tarian ceria yang disebut Ma'dondan.
Tarian Manganda' ditampilkan pada ritual Ma'Bua'.
Seperti di masyarakat agraris lainnya, suku Toraja bernyanyi dan menari selama musim panen. Tarian Ma'bugidilakukan untuk merayakan Hari Pengucapan Syukur dan tarian Ma'gandangi ditampilkan ketika suku Toraja sedang menumbuk beras Ada beberapa tarian perang, misalnya tarian Manimbong yang dilakukan oleh pria dan kemudian diikuti oleh tarian Ma'dandan oleh perempuan. Agama Aluk mengatur kapan dan bagaimana suku Toraja menari. Sebuah tarian yang disebut Ma'bua hanya bisa dilakukan 12 tahun sekali. Ma'bua adalah upacara Toraja yang penting ketika pemuka agama mengenakan kepala kerbau dan menari di sekeliling pohon suci.
Alat musik tradisional Toraja adalah suling bambu yang disebut Pa'suling. Suling berlubang enam ini dimainkan pada banyak tarian, seperti pada tarian Ma'bondensan, ketika alat ini dimainkan bersama sekelompok pria yang menari dengan tidak berbaju dan berkuku jari panjang. Suku Toraja juga mempunyai alat musik lainnya, misalnya Pa'pelle yang dibuat dari daun palem dan dimainkan pada waktu panen dan ketika upacara pembukaan rumah.

Bahasa

Bahasa Toraja adalah bahasa yang dominan di Tana Toraja, dengan Sa'dan Toraja sebagai dialek bahasa yang utama. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah bahasa resmi dan digunakan oleh masyarakat, akan tetapi bahasa Toraja pun diajarkan di semua sekolah dasar di Tana Toraja.
Ragam bahasa di Toraja antara lain Kalumpang, Mamasa, Tae' , Talondo' , Toala' , dan Toraja-Sa'dan, dan termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia dari bahasa Austronesia. Pada mulanya, sifat geografis Tana Toraja yang terisolasi membentuk banyak dialek dalam bahasa Toraja itu sendiri. Setelah adanya pemerintahan resmi di Tana Toraja, beberapa dialek Toraja menjadi terpengaruh oleh bahasa lain melalui proses transmigrasi, yang diperkenalkan sejak masa penjajahan. Hal itu adalah penyebab utama dari keragaman dalam bahasa Toraja.


Yah sahabat, demikian sekilas tentang suku toraja, Unik dan menarik bukan. Oke, sekian apabila ada kesalahan saya mohon maaf. Terimakasih

Wayang Kulit, Kekayaan Seni Bernilai Adiluhung

Wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Jawa. Lebih dari sekadar pertunjukan, wayang kulit dahulu digunakan sebagai media untuk permenungan menuju roh spiritual para dewa. Konon, “wayang” berasal dari kata “ma Hyang”, yang berarti menuju spiritualitas sang kuasa. Tapi, ada juga masyarakat yang mengatakan “wayang” berasal dari tehnik pertunjukan yang mengandalkan bayangan (bayang/wayang) di layar. 

Wayang kulit diyakini sebagai embrio dari berbagai jenis wayang yang ada saat ini. Wayang jenis ini terbuat dari lembaran kulit kerbau yang telah dikeringkan. Agar gerak wayang menjadi dinamis, pada bagian siku-siku tubuhnya disambung menggunakan sekrup yang terbuat dari tanduk kerbau. 

Wayang kulit dimainkan langsung oleh narator yang disebut dalang. Dalang tidak dapat diperankan oleh sembarang orang. Selain harus lihai memainkan wayang, sang dalang juga harus mengetahui berbagai cerita epos pewayangan seperti Mahabrata dan Ramayana. Dalang dahulu dinilai sebagai profesi yang luhur, karena orang yang menjadi dalang biasanya adalah orang yang terpandang, berilmu, dan berbudi pekerti yang santun. 

Sambil memainkan wayang, sang dalang diiringi musik yang bersumber dari alat musik gamelan. Di sela-sela suara gamelan, dilantunkan syair-syair berbahasa Jawa yang dinyanyikan oleh para pesinden yang umumnya adalah perempuan. Sebagai kesenian tradisi yang bernilai magis, sesaji atau sesajen menjadi unsur yang wajib dalam setiap pertunjukan wayang. 

Sesajian berupa ayam kampung, kopi, nasi tumpeng, dan hasil bumi lainnya, serta tak lupa asap dari pembakaran dupa selalu ada di setiap pementasan wayang. Tapi, karena banyak yang menganggap sesajian tersebut merupakan suatu hal yang mubazir, belakangan ini sesajian dalam pementasan wayang juga diperuntukkan bagi penonton dalam bentuk makan bersama.

Wayang kulit merupakan kekayaan nusantara yang lahir dari budaya asli masyarakat Indonesia yang mencintai kesenian. Setiap bagian dalam pementasan wayang mempunyai simbol dan makna filosofis yang kuat. Apalagi dari segi isi, cerita pewayangan selalu mengajarkan budi pekerti yang luhur, saling mencintai dan menghormati, sambil terkadang diselipkan kritik sosial dan peran lucu lewat adegan goro-goro. Tidak salah jika UNESCO mengakuinya sebagai warisan kekayaan budaya Indonesia yang bernilai adiluhung. 

Seni Batik, Seni Asli Indonesia

Seni batik di Indonesia usianya telah sangat tua, namun belum diketahui secara pasti kapan mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak negara seperti India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal dari sana. Namun demikian,dalam kenyataannya perkembangan batik yang menjadi sangat populer dan mendunia berasal dari Indonesia-Jawa. Hal ini dibuktikan dengan diadopsinya istilah batik ke dalam bahasa Inggris. Jejak penggunaan kain batik diketemukan pada patung dan relief di candi-candi.
Dalam perkembangan penggunaannya sejak masa kerajaan di Jawa, penggunaan batik menunjukan status kebangsawanan dan ritual yang sedang diselenggarakan. Misalnya untuk motif-motif tertentu seperti parangbarong, parang-rusak hanya boleh dikenakan oleh raja, kemudian ketika ada ritual perkawinan, sang pengantin dianjurkan menggunakan motif truntum, atau sidomukti yang memiliki makna harapan positif bagi sang pengantin. Namun, saat ini aturan tradisi tersebut sudah kurang ditaati oleh kebanyakan masyarakat.


Pengertian Seni Batik
Pengertian Seni Batik secara umum adalah pembentukan gambar pada kain dengan menggunakan teknik tutup celup dengan menggunakan lilin atau malam sebagai perintang dan zat pewarna pada kain. (Warsito, 2008: 12). Penelusuran arti kata Batik dalam istilah Jawa berasal dari kata rambataning titik atau rangkaian dari titik-titik.(Honggopuro, 2002: 62). Sedangkan menurut Yahya, 1971:2 Seni Batik adalah karya yang dipaparkan di atas bidang datar (kain atau sutra) dengan dilukis atau ditulis, dikuas atau ditumpahkan atau dengan menggunakan canting atau cap dengan menggunakan malam untuk menutup agar tetap seperti warna aslinya.

Seni Batik merupakan karya warisan budaya bangsa Indonesia yang telah mengalami perkembangan seiring dengan perjalanan waktu. Perkembangan yang terjadi telah membuktikan bahwa seni kerajinan batik sangat dinamis dan dapat menyesuaikan dirinya baik dalam dimensi bentuk, ruang, dan waktu.

Seni Batik merupakan unsur local genius yang menjadi ciri masyarakat Jawa. Seorang sarjana Belanda, J.L.A. Brandes (1889) telah menyatakan bahwa ada 10 butir kekayaan budaya yang telah dimiliki bangsa Indonesia (Jawa) sebelum tersentuh oleh budaya India yang salah satu diantaranya adalah Seni Batik. Perkembangan batik tersebut seperti terlihat dan dibuktikan pada patung-patung dewa di candi-candi dan seolah-olah sudah memakai kain batik.


Sejarah Seni Batik
Timbul Haryono menjelaskan bahwa di Indonesia daerah yang mengenal batik pertama kali adalah Priyangan, yang disebut dengan istilah simbut. Kain simbut dibuat dengan mori hasil pintalan dan tenunan sendiri, tidak menggunakan malam sebagai perintang warna tetapi menggunakan kanji (jenang) beras ketan.

Awalnya seni kerajinan batik merupakan kebudayaan yang terbatas dalam kraton saja (budaya ageng) dan hasilnya berupa kain untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Ragam corak dan warna juga terbatas, beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu dinamakan batik tradisional. Batik tradisonal dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Sekitar abad ke-12 orang Indonesia telah bisa membuat campuran pewarna untuk menghasilkan batik Bangun tulak (hitam putih). Sekitar abad ke-15 seni kerajinan batik menuju ke arah keindahan setelah mendapat pengaruh dari India, Cina, dan Arab seiring dengan berkembangnya kebudayaan Islam yang masuk ke nusantara.

Setelah runtuhnya Majapahit, penyebaran dan pengembangan seni kerajinan batik kemudian banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, seni kerajinan batik banyak dilakukan para wanita di lingkungan kraton. Pada waktu itu mulai ditemukan pewarna merah dan kuning serta perpaduan warna gula kelapa. Perkembangan Seni Batik mulai pesat setelah ditemukannya warna-warna seperti: soga (coklat), kuning (kunyit) pada sekitar abad ke-17.


Motif Batik
Motif Seni Batik jumlahnya tak terhitung banyaknya, motif-motif batik memiliki ciri khas yaitu hasil dari stilasi dan abstraksi, disusun secara acak dan mengikuti prinsip pengulangan, selang-seling dengan arah diagonal, vertikal, ataupun horizontal. Dilihat dari gaya dan corak motif batik dapat dibedakan menjadi dua, yakni motif batik pedalaman dan pesisir Batik pedalaman diwakili oleh Surakarta dan Yogyakarta cenderung warnanya berat dan gelap terdiri dari hitam, biru, putih, dan coklat. Bentuk motifnya merupakan abstraksi dan stilasi alam lingkungan seperti motif parang, garuda, hujan, kawung dan sebagainya. Sedangkan batik pesisir warnanya cerah, ringan dan bebas. Bentuk motifnya banyak berupa stilasi dari alam seperti gunung, awan, burung, tumbuh-tumbuhan, naga, kaligrafi Arab. Hal ini diduga banyak mendapat pengaruh dari seni rupa Cina karena kontak perdagangan terutama di daerah Pekalongan.


Seni Batik Motif Kawung
Motif Kawung 01

Seni Batik Motif Kawung
Motif Kawung 02
Di Kraton Yogyakarta, seni kerajinan batik berhubungan erat dengan adat-istiadat dan upacara-upacara keagamaan. Pemakaian busana batik termasuk dalam salah satu tata tertib masa feodalisme kerajaan, corak pemakaian motif batik setiap kelas sosial mempunyai perbedaan menurut strata sosial dan kebangsawanannya dalam kraton. Jenis-jenis motif tersebut misalnya: Parang rusak, Semen gedhe, Kawung, dan Udan riris. Batik jenis-jenis ini biasa dipakai oleh para bangsawan dan abdi dalem dalam upacara garebeg, pasowanan, dan menerima tamu agung.
Seni Batik Motif Sidaluhur
Motif Sidaluhur

Seni Batik Motif Parang
Motif Parang

Di Kraton Surakarta juga terkenal dengan corak dan motif-motif batik berhubungan erat dengan adat-istiadat, upacara-upacara keagamaan, strata sosial dan kebangsawanannya. Pada masa pemerintahan Paku Buwana IV memberlakukan busana atau ageman yang membedakan antara busana untuk sentono dalem dan abdi dalem. Untuk membedakan status sosial mereka adalah motif batik yang dipakai. Motif tersebut diantaranya adalah: Parang rusak, Sawat, Cemukiran, dan Udan liris. Motif-motif batik tersebut sering disebut motif larangan dan penggunaannya disesuaikan menurut urutan dan pengelompokan keningratan.
Seni Batik Motif Truntum
Motif Truntum

Seni Batik Motif Mega Mendung
Motif Awan atau Mega Mendung


Teknik Pembuatan Seni Batik
Teknik membatik telah mengalami perkembangan tanpa meninggalkan teknik lama yang telah diwariskan secara turun-temurun. Teknik pembuatan Seni Batik yang kita kenal di Nusantara, antara lain sebagai berikut.
  1. Seni Batik Tulis, yaitu batik yang dibuat dengan teknik menggambar motif di atas kain menggunakan canting. Canting adalah alat khusus untuk menggambar motif batik di atas kain yang berisi cairan lilin atau malam panas untuk menutup bagian - bagian tertentu sesuai dengan pola yang dibuat. Batik tulis memiliki keunggulan nilai seni dibandingkan dengan batik yang lain.
  2. Seni Batik cap, yaitu batik yang dibuat dengan menggunakan teknik cap (stempel), biasanya dibuat dari tembaga dan dibubuhi malam (cairan lilin panas).
  3. Batik sablon, yaitu batik yang dibuat dengan menggunakan klise (hand printing). Motif batik yang sudah dibuat kemudian dibuat klise lalu dicetak.
  4. Batik printing, yaitu batik yang dibuat dengan teknik printing atau menggunakan alat mesin. Teknik pembuatannya mirip dengan batik sablon.
  5. Batik lukis, yaitu batik yang dibuat dengan teknik melukiskan langsung di atas kain, sama halnya sebagaimana karya seni lukis menggunakan kuas. Alat yang digunakan dan motif yang dibuat pun lebih bebas.

Senin, 24 Maret 2014

5 Kesenian Unik Asli Banten

Banten, Provinsi yang dulunya termasuk ke dalam daerah Jawa Barat ini sebenarnya adalah sebuah Provinsi kecil dengan banyak sekali pesona kesenian. Percayalah, kilasan singkat di bawah ini hanya sebagian kecil saja dari kesenian-kesenian yang ada di Banten, yang tentunya patut untuk terus kita jaga dan lestarikan. Penasaran apa saja kesenian-kesenian tersebut? Langsung aja, liat foto-fotonya.....





Mungkin sebagian dari kita jika mendengar kata “Banten” pasti yang akan pertama kali muncul di pikiran adalah “Debus”, sebuah atraksi kesenian yang bernuansa magis.  Ya, Debus memang merupakan kesenian asli masyarakat Banten yang ada sejak abad ke-16. Bentuk Atraksi Debus Permainan debus merupakan bentuk kesenian yang dikombinasikan dengan seni tari, seni suara dan seni kebatinan yang bernuansa mistis. Kesenian debus biasanya dipertunjukkan sebagai pelengkap upacara adat, atau untuk hiburan masyarakat.
Pertunjukan ini dimulai dengan pembukaan, yaitu pembacaan sholawat dan dzikir yang diiringi musik dari alat musik tabuh lalu  dilanjutkan dengan beluk, yaitu lantunan nyanyian dzikir dengan suara keras, melengking, bersahut-sahutan dengan iringan tetabuhan. Uniknya, bersamaan dengan beluk  atraksi kekebalan tubuh didemonstrasikan sesuai dengan keinginan pemainnya, seperti menusuk perut dengan gada (semacam senjata); makan api; memasukkan jarum ke dalam lidah, kulit pipi dan anggota tubuh lainnya sampai tembus; menyiram tubuh dengan air keras sampai pakaian yang dikenakan hancur; dan masih banyak lagi. Hebatnya, semua ini dilakukan tanpa menyebabkan luka sedikitpun pada tubuh pemain yang melakukan atraksi debus ini.


Hal lain yang perlu diingat adalah debus tidak ada kaitannya dengan dunia mistis, tidak seperti anggapan orang kebanyakan. Selama ini Debus dianggap berkaitan erat dengan dunia mistis yang bertentangan dengan ajaran Islam. Padahal, Debus digunakan oleh ulama zaman dahulu untuk melawan penjajah dan atraksinya pun dimulai dengan pembacaan doa dan shalawat Nabi. Debus merupakan kesenian tradisional dari banten yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Jadi, kita pun harus turut melestarikan dan mengembangkan kesenian Debus, yang menjadi ciri khas kebudayaan Banten


o    Tari Cokek, Perpaduan Kesenian Cina dan Sunda
Tarian ini biasanya dimainkan oleh sepuluh orang penari wanita, dan tujuh orang laki-laki pemegang gamang kromong, alat musik yang mengiringinya. Tari Cokek merupakan jenis tarian khas yang berasal dari daerah Tangerang yang pada awalnya berkembang di daerah betawi. Di daerah Tangerang, tari  Cokek biasanya dimainkan sebagai pertunjukkan hiburan saat warga Cina benteng menyelenggarakan acara, khususnya acara pernikahan. Warga Cina Benteng merupakan warga keturunan Tionghoa yang tinggal di daerah Tangerang. Selain itu, seringkali tari Cokek ini dimainkan sebagai tari penyambutan untuk tamu kehormatan yang berkunjung ke Tangerang.


Keunikan tari Cokek terlihat pada gerakan tubuh penarinya yang bergerak perlahan-lahan,sehingga mudah untuk diikuti oleh penonton. Gerakan tarian tari Cokek ini kemudian akan dilanjutkan dengan ajakan pada para penonton untuk ikut bergabung menari. Ajakan pada para penonton itu dilakukan dengan cara mengalungkan selendang ke leher sambil menariknya maju ke depan atau ke panggung. Ajakan itu umumnya ditujukan kepada pemuka masyarakat atau orang kaya yang hadir pada acara itu. Proses menari bersama ini dilakukan berdekatan antara penari dengan penonton, tetapi tidak saling bersentuhan.

Selain gerakannya yang pelan dan mudah diikuti, keunikan lainnya pada tarian ini adalah pada busana penarinya. Biasanya busana yang dipakai para penari adalah kebaya yang terbuat dari kain sutra yang memiliki warna mencolok, yaitu berwarna hijau, merah, kuning, dan ungu dan warna kain ini akan bertambah mencolok ketika terkena pancaran sinar lampu. Selain keindahan busananya, selendang dan rambut penari yang dikepang dan dipasangi sanggul juga menambah kecantikan para penari itu. Jika ingin menonton seni pertunjukan tari Cokek,  biasanya tarian ini dipentaskan di Rumah Kawin yang terletak di Kalan Selapajang Jaya, Kampung Melayu, Kabupaten Tangerang.

o    Batik Banten, “These Clothes Tell Stories”



“Banten punya batik?” mungkin itulah tanggapan sebagian orang saat mendengar tentang Batik banten. Kerajinan banten yang satu ini memang belum banyak terdengar dan terlihat pemakaiannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Namun jangan salah, di galeri batik banten yang berada di daerah Serang ini, memiliki ratusan koleksi kain batik aneka warna dengan motif geometris yang sangat menarik. Batik Banten mengaplikasian karya bangunan kerajaan kesultanan Banten melalui media kain tenun. Batik Banten sendiri memiliki tema “These Clothes Tell Stories” yang memiliki arti bahwa baju ini bercerita. Diharapkan setiap orang yang melihat kain ini lebih mengenal cerita kebudayaan Banten karena motif batik dalam kain tenun tersebut ditemukan oleh para arkeolog nasional di tengah puing-puing reruntuhan kerajaan.

Ada hal yang cukup menarik pada batik banten ini yaitu batik ini memiliki tampilan warna yang meriah, gabungan dari warna-warna pastel yang terkesan lembut tapi ceria yang menurut salah satu arkeolog sangat cocok dalam menggambarkan karakter orang Banten yang memiliki semangat tinggi, cita-cita tinggi, karakter yang ekspresif namun tetap rendah diri. Masing-masing motif batik tersebut juga memiliki nama khusus yang diambil dari tempat, bangunan, ataupun gelar pada masa Kesultanan Banten dahulu.

Saat ini batik Banten sudah mulai ‘eksis’ dalam masyarakat, terutama penggunaan di kota serang. Beberapa sekolah sekarang ini sudah menggunakan batik Banten untuk seragam sekolah. Selain itu motif dari Batik Banten ini juga sudah mulai diaplikasikan di media lain, seperi pada panggung, atau sebagai dekorasi bangunan. Alangkah lebih baik jika kita ikut menggunakan Batik Banten agar Batik banten ini bisa terus berkembang dan menjadi ciri khas dari Banten.

o    Angklung Gubrag , Kesenian yang Mulai Terlupakan
Angklung Gubrag adalah salah satu kesenian tradisional yang sudah langka, namun masih tetap dilestarikan oleh masyarakat Desa kemuning, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang. Padahal sebenarnya kesenian ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Pada zaman dahulu, kesenian Angklung Gubrag dilaksanakan pada saat ritual penanaman padi dengan maksud agar hasil panen akan berlimpah nantinya. Sekarang  Angklung Gubrag biasa dimainkan saat acara khitanan dan selamatan kehamilan.


Angklung Gubrag memiliki ukuran yang lebih besar daripada angklung pada umumnya. Jumlah tabungnya pun ada tiga, berbeda dengan anklung biasa yang umumnya memiliki dua tabung. Pada saat dilaksanakan pertunjukan kesenian Angklung Gubrag, biasanya digunakan beberapa instrumen seperti enam buah angklung menggunakan bambu hitam, seruling,  dan terompet kendang pencak. Diatas angklung dikaitkan kembang wiru yang diikat membentuk pita yang menurut kepercayaan kembang wiru dan air yang berasal dari angklung dapat menjadi obat dan penyubur tanaman. Semua pemain menari, kecuali penabuh dogdog (alat musik yang terbuat dari batang kayu bulat) dan saat menari diiringi oleh beberapa penari perempuan dengan kostum kain dan kebaya.



o    Rampak Bedug, Kolaborasi Tabuh Bedug dan Tarian
Kata “Bedug” mungkin sudah tidak asing lagi di telinga bangsa Indonesia. Seperti di Banten, Bedug hampir terdapat pada setiap masjid. Rampak Bedug adalah salah satu kesenian yang hanya terdapat di daerah Banten. Kata “Rampak” memiliki arti “serempak” dan juga “banyak” jadi Rampak Bedug adalah seni menabuh nedug yang ditabuh secara serempak sehingga menghasilkan irama yang enak di dengar. Rampak Bedug pertama kali dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Namun karena seni rampak bedug ini mengundang banyak penonton, maka kesenian ini menjadi sering ditampilkan dalam suatu acara pementasan.


Pada zaman dahulu, pemain rampak bedug semuanya laki-laki, namun sekarang kesenian ini bisa dilakukan olah perempuan dan laki-laki. Biasanya pemain laki-laki sebagai penabuh bedug sekaligus kendang dan pemain perempuan sebagai penabuh bedug. Baik pemain laki-laki dan perempuan juga berfungsi sebagai penari. Busana yang dipakai oleh pemain Rampak bedug adalah pakaian muslim yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Biasanya pemain laki-laki mengenakan pakaian pesilat lengkap dengan sorban khas Banten. Sedangkan untuk perempuannya memakai pakaian khas tradisional, seperti rok panjang bawah lutut dari bahan batik dengan didalamnya mamakain celana panjang sejenis celana panjang pesilat.


Inilah beberapa contoh dari sekian banyak kesenian unik yang berasal dari Banten. Lain waktu, akan dibahas kesenian unik lainnya oke! Oh ya terakhir dan yang paling penting, sudah seharusnya kita sebagai warga Indonesia khususnya daerah Banten ikut menjaga dan melestarikan kesenian yang menjadi ciri khas Banten ini. Jika bukan kita, siapa lagi?


Ondel-Ondel

Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Nampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa.

Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan warna putih. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang ada di beberapa daerah lain.

Di Pasundan dikenal dengan sebutan Badawang, di Jawa Tengah disebut Barongan Buncis, sedangkan di Bali lebih dikenal dengan nama Barong Landung. Menurut perkiraan jenis pertunjukan itu sudah ada sejak sebelum tersebarnya agama Islam di Pulau Jawa.
Semula ondel-ondel berfungsi sebagai penolak bala atau gangguan roh halus yang gentayangan.

Dewasa ini ondel-ondel biasanya digunakan untuk menambah semarak pesta- pesta rakyat atau untuk penyambutan tamu terhormat, misalnya pada peresmian gedung yang baru selesai dibangun. Betapapun derasnya arus modernisasi, ondel-ondel masih bertahan dan menjadi penghias wajah kota metropolitan Jakarta.

Musik pengiring
Musik yang mengiringi ondel-ondel tidak tentu, tergantung dari masing-masing rombongan. Ada yang diiringi tanjidor, seperti rombongan ondel-ondel pimpinan Gejen, Kampung Setu. Ada yang diiringi dengan pencak Betawi seperti rombongan “Beringin Sakti” pimpinan Duloh, sekarang pimpinan Yasin, dari Rawasari. Adapula yang diirig Bende, “Kemes”, Ningnong dan Rebana ketimpring, seperti rombongan ondel-ondel pimpinan Lamoh, Kalideres.



4 Karya Seni Unik dari Bahan Makanan

Dengan ke kreativan yang sangat unik bahan makanan pun bisa juga dijadikan karya seni seperti sepeda, bola, kamera dan sebagainya. Bahan makanan seperti buah buahan jeruk, pisang, cabe rawit dan yang lainya sangat mudah didapat.

1. Bola dari kwaci
Kredit gambar: www.postlicious.com

2. Motor dari Jeruk dan Cabe Rawit
Kredit gambar: www.postlicious.com

3. Patung Raja dan Kuda dri Pisang
Kredit gambar: www.warnetjago.info

4. Kamera dari Mentimun dan Tomat
Kredit gambar: www.postlicious.com


Karya Seni Bayangan dari Sampah

Pasti seniman yang menciptakan karya seni bayangan dari sampah ini memiliki jiwa seni yang tinggi. Kreatif .. bayangkan saja sampah yang kita kenal sebagai barang yang tidak berguna, oleh sang seniman bisa di jadikan sebuah karya nan indah. Tapi yang menarik disini justru bukan pada obyek sampahnya, melainkan ada pada bayangan yang dihasilkan dari tumpukan sampah ini.










Sabtu, 22 Maret 2014

Karya Seni Unik dengan Bulan yang tidak Biasa

Siapa yang tidak suka memandangi keindahan bulan? Bentuknya yang bulat sempurna dan memancarkan cahaya kekuning-kuningan membuat semua orang terkagum akan mahakarya sang Pencipta.

Bulan ternyata bisa juga menjadi salah satu bagian dari karya seni loh guys! Setidaknya inilah yang dilakukan oleh Laurent Laveder, seorang fotografer dan astronom amatir asal Perancis. Kecintaannya terhadap astronomi tidak hanya sekedar mengamati benda-benda luar angkasa saja, namun juga diabadikan ke dalam momen-momen yang unik.

Ia kemudian menciptakan sebuah karya seni dengan judul Seri Bermain dengan Bulan (Moon Games). Berbagai macam bentuk kegiatan dapat dipadukan dengan keindahan bulan seperti, suasana tenang saat membaca buku, keceriaan anak-anak hingga menjadi objek sebuah lukisan.

Untuk mengambil setiap momen ini, Laurent mengatakan bahwa ia harus selalu mempersiapkan setiap project dengan sempurna. Momentum mengambil gambar bulan haruslah sempurna karena, dalam hitungan detik Bulan akan terus meninggi di angkasa.

Penasaran dengan karyanya? Check this out!


 

 

 


Pensil vs Kamera?

dunia kerja, digital, pensil, kamera, ban heine
Pasti Anda terkagum-kagum saat melihat gambar karya seni unik di atas. Karya tersebut adalah  karya seni Pensil vs Kamera, hasi karya seorang seniman berbakat bernama Ben Heine.  Ben merupakan seniman visual yang berasal dari negara Belgia, lahir pada 12 Juni 1983 di sebuah kota yang dahulu adalah ibu kota Pantai Gading bernama Abidjan.
Ben yang memang memiliki hobi menggambar dan memotret ini sudah menunjukkan minatnya pada dunia seni sejak berusia 10 tahun. Karya seni yang diberi nama Pensil vs Kamera ini merupakan hasil proses eksplorasi grafis dan perkembangan cara pandang Ben yang memakan waktu cukup lama.
Ide awal karya seni Pensil vs Kamera menurut Ben datang secara kebetulan, saat ia dalam proses menulis surat di rumah keluarga Ben di kota Braives, Belgia. Selesai menulis surat, ia membaca ulang isi surat tersebut sebelum memasukkannya ke dalam amplop. Di saat itulah, ia melihat transparasi TV di balik kertas surat yang ia baca.
Ben pun menyadari bahwa hal tersebut bisa menjadi sebuah karya seni yang mengagumkan jika ia berhasil menyatukan kenyataan dan imaginasi, atau fotografi dan sebuah gambar. Ia kemudian keluar rumah dan memulai proses menggambar karya seni Pensil vs Kamera pertama. Dalam karya pertama yang bisa kita lihat di bawah ini tersebut terlihat 2 buah kursi dan sebuah meja berukuran kecil.
dunia kerja, digital, pensil, kamera, ban heine
- See more at: http://www.duniaprofesional.com/dunia-kerja/pensil-vs-kamera-karya-seni-unik-dari-seorang-ben-heine/#sthash.BlPLIZLo.dpuf

Karya Senik Unik dari Buku Telepon

Banyak karya seni yang diciptakan dengan hanya menggunakan material yang sangat simpel. Beberapa diantaranya bahkan tidak pernah terpikirkan sebelumnya, seperti halnya yang dilakukan oleh Calos Zuniga.

Dengan hanya bermodalkan spidol dan buku telepon, pria asal Chile ini mampu menciptakan lukisan foto yang memiliki nilai artistik tinggi.



Tehnik yang digunakan Zuniga terinspirasi dari tehnik yang dibuat Ludovico dalam film "A Clockwork Orange" tahun 1971. Dalam membuat karyanya, ia hanya menandai nama-nama yang ada di halaman buku telepon.

Pada awalnya Zuniga melakukan percobaan dengan menggarisi buku karya Charles Darwin, The Origin of Species. Selama proses itu, Zuniga mencoba mencari cara untuk merepresentasikan idenya ke dalam sebuah gambar.


Meski kelihatannya terkesan mudah, namun proses untuk mampu menciptakan hasil karya itu dikatakan Zuniga sangat sulit. Setidaknya membutuhkan waktu hingga 10 tahun sebelum akhirnya Zuniga menemukan media lain yang dapat menuangkan idenya ke dalam gambar, yakni buku telepon.

Salah satu karyanya yang dianggap paling favorit berjudul "Imperial Poem". Di sini Zuniga menggunakan tinta China untuk menggarisi berbagai nama di buku telepon dan menghasilkan gambar kepulauan Falkland dengan detil yang cukup sempurna.



"Hasilnya berbentuk gambar monokrom yang dari jarak tertentu dan juga akibat efek pandangan, menunjukkan gambar kepulauan Falklands," katanya seperti yang dilansir Oddity Central. "Bagi saya memamerkan karya ini membuat saya bertanggung jawab dengan seluruh gambar dan isi yang saya buat,".

Selain karya tersebut, masih banyak lagi karya lainnya yang telah dibuat oleh Zuniga, termasuk di dalamnya potret wajah, potret penerbang hingga potret kapal terbang.